Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo
Sabtu, 21 Maret 2020 | 05:05 WIB
Dede saat berfoto di atas kapal Diamond Princess.(Foto : Istimewa)

SuaraBanten.id - Dede Samsul Fuad, salah satu dari 68 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi anak buah kapal (ABK) di Diamond Princess telah menjalani proses karantina selama 14 hari di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta.

Dede kekinian dinyatakan sehat dan tidak terinfeksi virus Corona oleh tenaga medis di Jepang termasuk dari pemerintah Indonesia. Setelah pulang ke kampung halamannya tiga hari lalu, di Desa Caringin, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, ketakutan warga terhadap dirinya masih dirasakan. Bahkan ketakutan itu juga dialami oleh keluarganya sendiri.

"Tentu pertama datang ke Indonesia saja terutama di rumah, jangankan orang luar, Keluarga pun takut dengan keadaan saya. Namun saya jelaskan kepada mereka bahwa corona virus itu tidak mengerikan dan mematikan seperti informasi yang berkembang," ujar Dede kepada suara.com, Jumat (20/3/2020).

Keyakinan bahwa ia terbebas dari COVID-19, karena telah melewati prosedur yang telah ditetapkan oleh WHO, seperti menjalani proses karantina selama 14 hari di Jepang dan juga dilakukan observasi selama 14 hari juga di di Pulau Sebaru.

Baca Juga: Dua Tenaga Medis di Kabupaten Bogor Positif Terinfeksi Virus Corona

Untuk itu ia menegaskan, bahwa ABK Diamond Princess tidak membawa virus Corona saat pulang ke kampung halaman.

"Kita juga dalam keadaan sehat, dan dinyatakan negatif. Kita juga mendapatkan surat sehat dari kementerian kesehatan yang sudah ada ditangan kita masing-masing. Apa yang ditakutkan dari kita sebagai ABK Diamond Princess. Kita betul-betul bukan pembawa virus," tegasnya.

Apalagi setelah mewabahnya COVID-19, para ABK tidak pernah kontak langsung dengan masyarakat baik di Jepang maupun di Indonesia terkecil di dengan pihak keamanan dan tim medis.

"Kita dari Jepang sampai ke Indonesia tidak pernah kontak dengan masyarakat siapapun. Mulai penurunan dari Bandara Kertajati, dibawa kapal dr Soeharso sampai ke Pulau Sebaru kita tidak pernah kontak satu pun sama masyarakat, kecuali dengan aparat yang mendampingi kita seperti tim medis dan dokter,"terangnya.

Kendati telah dinyatakan sehat, pemerintah masih melakukan pemantauan terhadap para kru usai mereka di pulangkan ke rumah masing-masing. Mereka diminta untuk melapor ke pemerintah jika mengalami gejala-gejala yang mengarah pada virus Corona.

Baca Juga: Kesaksian Jurnalis Indonesia di Italia yang Lockdown karena Virus Corona

"Sampai saat ini kita masih di pantau dan mengkarantina diri selama 14 hari jadi kalau kita mengalami hal-hal yang mendekati gejala-gejala itu kita sudah diberikan kontak untuk langsung menginformasikan bahwa keadaan kita begini,"jelasnya.

Load More