Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 09 Maret 2020 | 15:12 WIB
Ilustrasi virus Corona - (Pixabay/TheDigitalArtist)

SuaraBanten.id - Mengantisipasi penyebaran Virus Corona yang hingga kini terus berjumlah jumlah yang terinfeksi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menambah empat rumah sakit rujukan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten Ati Pramudji Astuti mengemukakan, pihaknya saat ini tengah melakukan inventarisasi rumah sakit rujukan bagi orang-orang berstatus dalam pengawasan penyakit Virus Corona.

Untuk saat ini di Banten jumlahnya hanya dua rumah sakit, yakni RSUD Tangerang dan RS dr Drajad Prawiranagara Serang.

"Untuk di Banten itu, rumah sakit rujukan penyakit Covid-19 itu baru dua. Jadi kami tadi diperintah, selain dua rumah sakit yang sudah ditunjuk oleh kementerian, kira-kira rumah sakit mana lagi," ucap Ati saat menghadiri acara Forum OPD Dinas Kesehatan Kota Cilegon pada Senin (9/3/2020).

Baca Juga: Jiwa 2 Warga Depok Terinfeksi Virus Corona Tertekan

Empat rumah sakit yang ditunjuk di Provinsi Banten meliputi RSUD Tangerang, RSUD Cilegon, RSUD Banten dan Rumah Sakit di daerah Balaraja.

"Jadi ditambah empat, (sehingga total) jadi enam. Jadi kita memang untuk ruang isolasi ini bisa bertambah banyak," ujarnya.

Ati mengaku, hal itu dilakukan berdasarkan dari kesepakatan Gubernur Banten bersama seluruh Kepala Daerah se-Provinsi Banten untuk mengantisipasi jika terjadi penyebaran Virus Covid-19 di wilayah Provinsi Banten.

Di tempat yang sama, Kepala Dinkes Kota Cilegon Arriadna menuturkan, rencana Pemprov Banten menambah rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19 masih harus menunggu persetujuan dari Kementrian Kesehatan.

"Itu harus ada SK Menteri, memang yang ngusulin dari Provinsi," kata dr. Arriadna.

Baca Juga: Pasien Baru Suspect Corona di RSPI SS Gabung Grup Klub Dansa di Jakarta

Meski begitu, ia mengakui pihaknya melakukan persiapan jika RSUD Cilegon resmi ditunjuk menjadi salah satu rumah sakit rujukan bagi orang-orang yang terduga suspect Covid-19.

"Kami sedang menyiapkan ruang isolasinya seperti apa, itu dimulai dari UGD sampai ke ruang isolasinya. Sebenernya kami sejak awal muncul covid-19 sudah membentuk tim, dan itu diketuai oleh dokter spesialis paru-paru," ungkapnya.

Dilanjutkan Arriadna, ketersediaan ruang isolasi di rumah sakit rujukan bagi pasien Virus Covid-19 biasanya tidak pernah banyak. Untuk itu pihaknya hanya akan menyediakan dua ruang isolasi yang peruntukkannya satu untuk pasien covid-19 dan satu untuk pasien penyakit lain.

"Ketersediaan ruang isolasinya juga tidak banyak, hanya ada dua. Jadi emang enggak banyak untuk ruang isolasi kasus Covid-19. Jadi kalau rumah sakit itu ada ruang isolasi, itu paling satu yang dipakai untuk Covid-19 dan satunya tetap harus dipakai untuk penyakit lain. Jadi seperti itu yang harus dipersiapkan oleh semua rumah sakit," jelasnya.

Meski biasanya rumah sakit yang dijadikan rujukan merupakan rumah sakit milik pemerintah, disebutkan, jika keberadaan rumah sakit swasta yang ada di wilayah Kota Cilegon pun bisa diajak kerja sama untuk bisa dijadikan rujukan bagi pasien-pasien virus covid-19.

"Yang akan menjadi rumah sakit rujukan itu rumah sakit pemerintah biasanya. Saya lihat RSKM (Rumah Sakit Krakatau Medika) juga bagus, karena perusahaan-perusahaan besar (Cilegon) juga kan kerjasamanya dengan RSKM bukan dengan RSUD," katanya.

Kontributor : Sofyan Hadi

Load More