SuaraBanten.id - Puluhan mahasiswa pecinta alam (Mapala) di Banten minum air limbah Sungai Ciujung. Mereka yakin, air itu sudah tercemar limbah.
Mereka berani mengambil resiko terancamnya kesehatan hingga nyawa mereka, agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang segera membenahi kualitas Sungai Ciujung. Sepuluh botol air mineral dengan kapasitas satu liter setiap botolnya, disiapkan para mahasiswa untuk diminum.
Mereka punya hipotesa, jika akhirnya mereka tewas, maka air itu sudah tercemar limbah.
Mapala se'Banten mengaku siap masuk rumah sakit jika air Sungai Ciujung benar-benar tercemar limbah B3. Namun jika kondisi para Mapala itu sehat, maka air sungai tersebut dalam kondisi baik dan layak huni.
Baca Juga: Gerapana Desak Ditjen Gakkum LHK Tindak Tersangka Pencemar Limbah B3
Meski menurut Taufik, kondisi Air Sungai Ciujung berwarna hitam dan berbau menyengat. Dia meyakini kondisnya sudah tercemar limbah yang berat.
"Kita coba konsumsi air limbah Ciujung, apakah yang mengkonsumsi ini ada dampaknya. Apakah dia masih bisa hidup? Atau tidak bisa melihat matahari lagi. Jika masih hidup, berarti tidak beracun. Iya minum air limbah," kata korlap aksi minum air Sungai Ciujung, Muhammad Taufik, ditemui di Alun-alun Kota Serang, Banten, Senin (28/10/2019).
Sungai Ciujung kerap disebut sebagai Comberan Terbesar di Indonesia. Karena menurut para mahasiswa sungai yang hilirnya berada di Kabupaten Lebak itu, menjadi lokasi pembuangan limbah industri yang ada di Kabupaten Serang.
Jika ingin melihat kondisi Sungai Ciujung yang berwarna hitam dan berbau menyengat, bisa melihat dari Jembatan Jongjing, Desa Jongjing, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten. Sungai itu akan bermuara langsung ke pantai.
Tak hanya kali ini Mapala Banten melakukan aksi agar Pemkab Serang membenahi Sungai Ciujung. Setidaknya sudah tiga kali kritik mereka lemparkan. Pertama kali dengan mengibarkan bendera Merah Putih di Jembatan Jongjing, kedua nya dengan aksi menggantung diri di depan Pemkab Serang, ketiga nya dengan melakukan aksi tanam pohon dibantaran Sungai Ciujung.
Baca Juga: Tak Cuma Urus Kebakaran Hutan, Pemerintah Didesak Tindak Pencemar Limbah B3
"Ini tentang lingkungan, karena kita hidup bergantung pada alam, bagaimana kita merawatnya. Air di Ciujung hitam, bau, itu secara kasat mata saya," jelasnya.
Kontributor : Yandhi Deslatama
Berita Terkait
-
Gerapana Desak Ditjen Gakkum LHK Tindak Tersangka Pencemar Limbah B3
-
Tak Cuma Urus Kebakaran Hutan, Pemerintah Didesak Tindak Pencemar Limbah B3
-
KLHK Akan Buat Peraturan Tentang Sampah Beracun, Aki sampai Popok Bayi
-
Sempat Dilarang Nenek Main, Kaki Bocah Ini Melepuh Diduga Injak Limbah B3
-
Lagi, Lahan Milik Pemkot Semarang Jadi Tempat Pembuangan Limbah Beracun
Terpopuler
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
Pilihan
-
Bobotoh Bersuara: Kepergian Nick Kuipers Sangat Disayangkan
-
Pemain Muda Indonsia Ingin Dilirik Simon Tahamata? Siapkan Tulang Kering Anda
-
7 Rekomendasi HP Rp 5 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Lega Performa Ngebut
-
5 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta, Kabin Longgar Cocok buat Keluarga Besar
-
Simon Tahamata Kerja untuk PSSI, Adik Legenda Inter Langsung Bereaksi
Terkini
-
Pemkab Serang Siapkan Rp2,2 Miliar untuk Pengadaan Rumah dan Mobil Dinas Ratu Zakiyah
-
5 Link DANA Kaget Hari Ini, Klaim Sekarang Auto Cuan!
-
Jadi Tersangka Usai Minta Jatah Proyek, Kasus Pemerasan Ketua Kadin Cilegon Kembali Mencuat
-
Puluhan Siswa SD di Pandeglang Tiga Tahun Belajar di Teras Sekolah, Kadindikpora Ngaku Belum Tahu
-
Industri Ekspor Jawa Barat Terdampak Tarif AS, Solusi Ekonomi Harus Dimulai dari Daerah