SuaraBanten.id - Seorang santri Pondok Pesantren atau Ponpes Darul Qur’an Lantaburo Kelurahan Ketapang, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten berinisial RAP (13) tewas dikeroyok 12 temannya.
Pengeroyokan santri tersebut diduga terjadi karena korban dianggap tidak sopan dengan seniornya lantaran sering membangunkan tidur dengan kaki.
Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho mengatakan, personel Polres Metro Tangerang Kota telah mengamankan 12 tersangka pengeroyokan santri berinisial, AI (15), BA (13), FA (15), DFA (15), TS (14), S (13), RE (14), DAP (13), MSB (14), BHF (14), MAJ (13) dan RA (13).
“Bahwa korban dianiaya oleh para pelaku karena diprovokasi oleh pelaku yang berinisial AI (15). AI ini merasa tersinggung karena menganggap korban sering berbuat tidak sopan yaitu membangunkan seniornya menggunakan kaki,” kata Zain saat dikonfirmasi, Senin (29/8/2022).
Baca Juga:Ratusan Santri Banten Tuntut Suharso Manoarfa Diadili, Buntut Pernyataan soal 'Amplop Kiai'
Usai insiden pengeroyokan, korban sempat dilarikan RS Sari Asih Cipondoh, Kota Tangerang untuk mendapatkan perawatan, namun korban dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit.
“Insiden itu terjadi usai korban melakukan pengajian di lantai bawah, lalu Ia bersama teman lainnya naik lantai 4 untuk mandi, namun tiba-tiba korban ditarik ke kamar dan langsung dikeroyok, dipukul, ditendang dan diinjak-injak oleh para pelaku sehingga mengakibatkan korban jatuh pingsan di lokasi,” ungkap Zain.
Penanganan kasus pengeroyokan santri tersebut kini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota untuk penyelidikan lebih lanjut.
“Korban pada saat di Rumah Sakit Sari Asih Cipondoh terlihat tanda lebam di muka, kepala dan dada serta keluar darah di hidung dan buih di mulut korban, untuk memastikan penyebab kematian, saat ini sedang dilakukan autopsi terhadap korban,” ujarnya.
Baca Juga:Polisi Ungkap 27 Kasus Peredaran Narkoba di Banten Selama Sepekan