Imbas Gempa, Warga Banten Alami Kelelahan, Hipertensi hingga Rematik

"Kebanyakan keluhan lemas, hipertensi, rematik, karena mereka kecapean, pikiran, jadi tekanan darahnya tinggi..."

Agung Sandy Lesmana
Sabtu, 03 Agustus 2019 | 16:30 WIB
Imbas Gempa, Warga Banten Alami Kelelahan, Hipertensi hingga Rematik
Rumah rusak akibat diguncang gempa di Kampung Karoya, Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8). [ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman]

SuaraBanten.id - Warga Kampung Karoyak, Desa Panjang Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten yang menjadi korban gempa, ramai-ramai posko pelayanan Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Banten agar bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. 

Tuti, salah satu warga mengaku keletihan saat menyelamatkan diri ketika rumahnya diguncang gempa berkekuatan 6,9 SR pada Jumat (2/8/2019) malam. Meski demikian, Tuti mengaku kini sudah tak lagi trauma.

"Lemes. Sudah enggak trauma, diserahin aja sama Allah," kata Tuti, yang sedang memeriksakan tekanan darahnya ke tim Dokkes Polda Banten, di Kampung Karoyak, Desa Panjang Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019).

Setidaknya ada 51 warga yang memeriksanya kesehatannya ke tim Dokkes Polda Banten, dibawah pimpinan Kombes Pol Nariyana, yang juga ikut ke lokasi bencana gempa. Warga yang memeriksakan kesehatan, umumnya mengeluh darah tinggi dan lemas.

Baca Juga:BNPB: Korban Gempa Banten Rata-rata Meninggal Serangan Jantung karena Kaget

Kabidokkes Polda Banten Kombes Nariyana. (Suara.com/Yandhi L).
Kabidokkes Polda Banten Kombes Nariyana. (Suara.com/Yandhi L).

"Kebanyakan keluhan lemas, hipertensi, rematik, karena mereka kecapean, pikiran, jadi tekanan darahnya tinggi. Di sini, di atas ada 15 pasien, di bawah sana ada 36 pasien," kata Nariyana.

Hingga sore ini, belum ada warga ataupun korban terdampak gempa Selat Sunda yang dirujuk ke Puskesmas maupun rumah sakit. Semuanya masih bisa ditangani oleh tim Dokkes Polda Banten.

Nariyana menjelaskan kalau tim nya tidak memiliki posko tetap, namun berkeliling ke setiap wilayah terdampak gempa yang membutuhkan bantuan kesehatan dan tenaga medis.

"Belum ada yang dirujuk ke puskesmas maupun rumah sakit. Kita sifat nya mobile, jika dibutuhkan kita akan datang. Lebih banyak (yang berobat) dewasa dan orang tua," jelasnya.

Kontributor : Yandhi Deslatama

Baca Juga:Santuy Abis, Gadis Ini Tetap Asik Makan Meski Gempa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini