Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 05 September 2019 | 23:15 WIB
Aparat kepolisian saat melakukan olah TKP kasus tewasnya gadis remaja Baduy luar Banten. (Bantennews.co.id).

SuaraBanten.id - Dua pelaku pembunuh dan pemerkosa Gadis Baduy, AR alias A (16) dan AMS alias E (19) memberikan keterangan yang berbeda kepada polisi.

Menurut pengakuan AR, pelaku AMS kerap melihat korban Sw di gubuk seorang diri. Lantaran itu, AMS pun mengajaknya dan MF untuk berpura-pura menjual handphone ke korban. Namun, modus tersebut ditolak korban secara halus.

Keterangan yang diberikan pelaku AR yang masih berstatus pelajar kelas 2 SMA tersebut berbeda dengan keterangan yang didapat pihak kepolisian. Dalam keterangan yang diterima polisi, korban Sw diperkosa dalam kondisi penuh luka dan bersimbah darah.

"Awalnya mau jual hp, terus ditodong sama dia (AMS) pakai golok. Terus mau diperkosa teriak. Yang merkosa dia (AMS) dulu, saya (AR) kedua terus itu (MF alias F). Diperkosa dulu baru itu (dibunuh)," kata pelaku AR alias A, ditemui di Mapolda Banten, Kamis (05/09/2019).

Baca Juga: Sadis! 3 Pelaku Bacok dan Perkosa Bergilir Gadis Baduy saat Sekarat

Sedangkan menurut pengakuan AMS (19), yang menjadi tersangka utama sekaligus perencana, saat akan memperkosa pelaku berteriak.

Lantaran ketakutan, akhirnya AMS membacok korban Sw berkali-kali hingga bermandikan darah dengan kondisi leher tergorok, pergelangan kedua tangan korban putus, dan wajah dibagian kanannya hancur.

"Niatnya memang mau memperkosa. Saya sadar ngelakuin kayak gitu. Takut aja ketahuan warga, karena dia teriak. Kenal sekilas, tetangga desa," kata AMS.

Untuk diketahui, Kepala Kepolisian Lebak Banten AKBP Dani Arianto mengatakan ketiga terduga pemerkosa dan pembunuh gadis baduy, SW yang masih berusia 13 tahun ditangkap di tiga lokasi berbeda.

Terakhir, otak pemerkosaan dan pembunuh gadis baduy, AMS ini ditangkap di wilayah Ogan Komiring Ulu ( OKU) Sumatra Selatan.

Baca Juga: Sadis! 3 Pelaku Bacok dan Perkosa Bergilir Gadis Baduy saat Sekarat

"Sekarang ada di Polda Banten,” kata Dani saat dihubungi, Kamis (5/9/2019).

Kontributor : Yandhi Deslatama

Load More